A.Pengertian
Murabahah dalam bahasa inggris
disebut cost plus sales esensinya adalah akad jual beli di mana penjual dan
pembeli menyepakati untuk harga barang atau jasa yang terdiri dari harga pokok
dari penjual di tambah dengan tingkat keuntungan yang di sepakati.
Secara bahasa Murabahah adalah akad
jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang
di sepakati oleh penjual dan pembeli.
Dasar hukum (Qs. An-Nisa’ ayat 29)
B.Syarat Murabaha
a)
Pihak yang berakat
1. Cakap hukum.
2. Sukarela (Ridho)
tidakn dalam keadaan di paksa.
b)
Objek yang diperjual belikan
1. Tidak termasuk
yang diharamkan.
2. Bermanfaat.
3. Penyerahannya dari
penjual kepembeli dapat dilakukan.
4. Merupakan hak
milik penuh pihak yang berakad.
5. Sesuai spesifikasinya
yang di terima pembeli dan di serahkan kepenjual.
c)
Akad/siqhat
1. Harus jelas dan
di sebutkan secara spesifikasi dengan siapa berakad.
2. Antara ijab
qabul (serah terima) harus selaras baik dalam spesifikasi barang maupun harga
yang di sepakati.
3. Tidak mengandung
klausul yang bersipat menggantungkan keabsahan transaksi pada hal/kejadian yang
akan datang.
4. Tidak membatasi
waktu, misalnya, saya jual ini kepada anda untuk jangka waktu 10 bulan setelah
itu menjadi milik saya kembali.
1.
Jual beli murabahah
a. Barang sebagai
objek, nasabah berutang barang, bukan berutang uang.
b. Sektor moneter
terkait dengan sektor riil, sehingga menyentuh langsung senktor riil.
c. Pertukaran barang
dengan uang.
d. Margin tidak
berubah.
e. Akad jual beli
dan memenuhi rukun jual beli.
f.
Bila macet tidak ada bunga berbunga.
g. Jika nasabah
tidak mampu membayar, tidak ada denda.
h. Jika nasabah
dinilai mampu, tetapi tidak bayar,di kenakan denda untuk mendidik. Dananya untuk
sosial buakan pendapatan bank.
i.
Terjadi pemindahan kepemilikan barang, sekaligus
sebagai jaminan.
j.
Tidak membuka jalan spekulasi.
k. Sah, halal, dan
penuh barokah.
l.
Uang sebagai alat tukar (purchasing power)
2.
Bunga atau Riba
a. Uang sebagai
objek, nasabah berutang uang.
b. Sektor moneter
dan riil, tidak ada kerharusan mengaitkan sektor moneter dan riil.
c. Pertukaran uang
dengan barang.
d. Bunga berubah
sesuai tingkat bunga.
e. Tidak ada akad
jual beli, tetapi uang sebagai komoditas.
f.
Terjadi compound interst.
g. Denda atau
bunga.
h. Denda atau
bunga cenderung menzalimi/eksploitasi,
tidak mendidik dan denda bunga menjadi pendapatan bank.
i.
Tidak ada pemindahan kepemilikan.
j.
Bunga membuka peluang menjadi lahan spekulasi.
k. Tidak sah, haram, dan jauh dari berkah.
l.
Over supply of money (inflasi dan devaluasi)
Referensi
1.Muhaimin Iqbal, dinar sebagai solusi, (Depok: Gema
Insani, 2003), 113
2.Adiwarman Karim, BANK ISLAM Analisis fiqh dan keuangan,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) 223
Tidak ada komentar:
Posting Komentar