Senin, 12 Desember 2016


A.Pengertian
Murabahah dalam bahasa inggris disebut cost plus sales esensinya adalah akad jual beli di mana penjual dan pembeli menyepakati untuk harga barang atau jasa yang terdiri dari harga pokok dari penjual di tambah dengan tingkat keuntungan yang di sepakati.
Secara bahasa Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang di sepakati oleh penjual dan pembeli.
Dasar hukum (Qs. An-Nisa’ ayat 29)
B.Syarat  Murabaha
a)      Pihak yang berakat
1.      Cakap hukum.
2.      Sukarela (Ridho) tidakn dalam keadaan di paksa.
b)      Objek yang diperjual belikan
1.      Tidak termasuk yang diharamkan.
2.      Bermanfaat.
3.      Penyerahannya dari penjual kepembeli dapat dilakukan.
4.      Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad.
5.      Sesuai spesifikasinya yang di terima pembeli dan di serahkan kepenjual.
c)      Akad/siqhat
1.      Harus jelas dan di sebutkan secara spesifikasi dengan siapa berakad.
2.      Antara ijab qabul (serah terima) harus selaras baik dalam spesifikasi barang maupun harga yang di sepakati.
3.      Tidak mengandung klausul yang bersipat menggantungkan keabsahan transaksi pada hal/kejadian yang akan datang.
4.      Tidak membatasi waktu, misalnya, saya jual ini kepada anda untuk jangka waktu 10 bulan setelah itu menjadi milik saya kembali.

1.      Jual beli murabahah
a.      Barang sebagai objek, nasabah berutang barang, bukan berutang uang.
b.      Sektor moneter terkait dengan sektor riil, sehingga menyentuh langsung senktor riil.
c.       Pertukaran barang dengan uang.
d.      Margin tidak berubah.
e.      Akad jual beli dan memenuhi rukun jual beli.
f.        Bila macet tidak ada bunga berbunga.
g.      Jika nasabah tidak mampu membayar, tidak ada denda.
h.      Jika nasabah dinilai mampu, tetapi tidak bayar,di kenakan denda untuk mendidik. Dananya untuk sosial buakan pendapatan bank.
i.        Terjadi pemindahan kepemilikan barang, sekaligus sebagai jaminan.
j.        Tidak membuka jalan spekulasi.
k.       Sah, halal, dan penuh barokah.
l.        Uang sebagai alat tukar (purchasing power)
2.      Bunga atau Riba
a.      Uang sebagai objek, nasabah berutang uang.
b.      Sektor moneter dan riil, tidak ada kerharusan mengaitkan sektor moneter dan riil.
c.       Pertukaran uang dengan barang.
d.      Bunga berubah sesuai tingkat bunga.
e.      Tidak ada akad jual beli, tetapi uang sebagai komoditas.
f.        Terjadi compound interst.
g.      Denda atau bunga.
h.      Denda atau bunga  cenderung menzalimi/eksploitasi, tidak mendidik dan denda bunga menjadi pendapatan bank.
i.        Tidak ada pemindahan kepemilikan.
j.        Bunga membuka peluang menjadi lahan spekulasi.
k.       Tidak  sah, haram, dan jauh dari berkah.
l.        Over supply of money (inflasi dan devaluasi)
Referensi
1.Muhaimin Iqbal, dinar sebagai solusi, (Depok: Gema Insani, 2003), 113
2.Adiwarman Karim, BANK ISLAM Analisis fiqh dan keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006) 223

Tidak ada komentar:

Posting Komentar