Perkembangan sebuah
iklim perusahaan atau organisasi untuk menciptakan perilaku yang beretika dan
bertanggung jawab membutuhkan upaya yang berkelanjutan dan investasi berupa
waktu dan tenaga serta sumber daya yang tak sedikit. Sebuah kode tata perilaku,
etika karyawan, program pelatihan dan pemeriksaan etika serta tata perilaku
tidak serta merta bisa membentuk perilaku yang bertanggung jawab dan penuh
etika dalam sebuah perusahaan. Sebuah program etika formal bisa digunakan
sebagai katalis dan sistem pendukung tetapi integritas perusahaaan bergantung
pada integrasi prinsip-prinsip perusahaan ke dalam sistem pengelolaannya.
Berikut ini merupakan
beberapa unsur kunci yang harus diingat oleh entrepreneur saat mengembangkan
sebuah strategi yang etis.
§
Prinsip dan komitmen yang menjadi panduan bagi entrepreneur
harus tidak bertentangan dengan akal sehat dan bisa dikominikasikan dengan
jelas. Prinsip dan komitmen tersebut harus cerminkan kewajiban perusahaan yang
penting dan aspirasi yang dimiliki bersama yang menarik dan menyatukan anggota
perusahaan. Para pegawai dalam setiap jenjang harus mengedepankan hal ini,
merasa nyaman untuk berdiskusi tentang hal itu dan memiliki pemahaman yang
konkret mengenai manfaat praktisnya.
§
Entrepreneur harus memiliki komitmen dari dalam dirinya,
memiliki kredibilitas, dan bersedia untuk mengambil tindakan jika harus
dihadapkan pada ancaman terlanggarnya nilai dan prinsip yang mereka junjung.
Mereka ini bukan hanya orang yang bisa berbicara dan menggertak. Mereka harus
bersedia untuk meneliti dengan keputusan mereka sendiri. Konsistensi dalam sisi
kepemimpinan ialah sesuatu yang mutlak. Entrepreneur harus berpikir bahwa
ia juga bertanggung jawab untuk berani menegakkan konflik kewajiban dan
kepentingan.
§
Nilai dan prinsip yang dianut harus diintegrasikan ke dalam
kanal-kanal kegiatan penting perusahaan: inovasi perencanaan, alokasi sumber
daya, komunikasi informasi dan kemajuan dan promosi personel.
§
Sistem dan struktur usaha harus mendukung dan menegakkan
prinsip-prinsipnya. Sistem informasi, misalnya, harus didesain untuk memberikan
informasi yang aktual dan akurat. Pelaporan hubungan bisnis juga harus disusun
untuk membangun sebuah kesiembangan dalam praktik ‘check and balance’ untuk meningkatkan penilaian objektif.
§
Para pegawai di seluruh bagian perusahaan harus memiliki
ketrampilan, pengetahuan dan kompetensi pengambilan keputusan yang dibutuhkan
untuk membuat keputusan yang etis setiap harinya. Pemikiran dan kesadaran
teerhadap etika selayaknya menjadi bagian dari ketrampilan setiap pegawai yang
bekerja dalam suatu perusahaan.
Sumber gambar:
silicon.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar